Monthly Archives: December 2010

Tahun 2011 Adalah Puncak Penetrasi Akses Internet Dunia

Internet telah dianggap begitu penting di Finlandia, Spanyol dan Estonia sehingga mengakses Internet dipandang sebagai hak warga negara yang dilindungi hukum.

Pengguna Internet sendiri terus meningkat. Pada 2010, peluncuran iPad buatan Apple dan komputer-komputer layar sentuh lainnya, membuat berselancar Internet menjadi lebih menyenangkan dan naluriah.

Saat bersamaan, sejumlah sistem operasi ponsel pintar seperti Android dari Google, semakin memperluas jangkauan jaringan mobile.

Ketika di negara maju Internet ada di mana-mana, di negara berkembang ternyata baru 20 persen saja individu-individu yang memanfaatkan Internet.

Penetrasi rendah, dibarengi perangkat komunikasi yang kian murah, kemampuan mengakses internet melalui jaringan ponsel dan jangkauan broadband yang kian meluas, akan semakin menguatkan asumsi bahwa total penduduk dunia yang online akan terus meningkat selama beberapa dekade.

Masalahnya, ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai akses dan titik puncak Internet.

Dua pakar internet, Samuel Arbesman dan Rachel Courtland, menyampaikan sebuah prediksi mengenai masa depan Internet pada 2011 dan tahun-tahun setelahnya.

Dalam prediksinya yang dimuat New Scientist, kedua orang ini mengatakan, untuk sejumlah orang, Internet masih dianggap teramat baru, meski begitu jumlah aktual pengguna internet tak pernah stagnan selama beberapa dekade ini.

Namun jaringan internet sudah cukup matang untuk tumbuh untuk kemudian melambat dengan segera.

Dikenal sebagai titik perubahan tata kerja, tonggak ini berlangsung pada kurva adopsi apa saja, ketika jumlah pengadopsi baru mulai berkurang setiap tahun.

“Untuk mengetahui apakah hal ini mungkin terjadi pada Internet di tahun 2011, kami menskenariokan bagaimana penduduk online dunia tumbuh sejak 1990,” kata Samuel Arbesman dan Rachel Courtland.

Tampaknya kecenderungan pertumbuhannya konsisten dengan kurva logistik, yaitu sebuah pola yang digunakan untuk memodelkan banyak fenomena, dari populasi bakteri hingga pertumbuhan tumor.

“Dengan asumsi bahwa tingkat peningkatan adopsi terus mengikuti kurva logistik, kami mampu menaksir kapan adopsi ini akan mencapai 50 persen,” kata mereka.

Dalam satu kurva logistik, hal itu selalu sesuai dengan titik perubahan tata kerja. “Perhitungan kami menunjukkan kita masih akan mencapai titik lebih tinggi lagi pada 2013,” papar Arbesman dan Courtland.

Mereka melanjutkan, kejadiannya memang tidak terjadi pada 2011, tapi orang akan segera mengetahui bahwa jumlah pengakses internet akan relatif lebih sedikit dari sekarang.

Akses internet pada akhirnya akan mencapai 100 persen dari populasi dunia, setidaknya 80 persen seperti terjadi di AS kini, dan ketika itu terjadi maka dunia akan mencapai titik perubahan pada 2012.

Diam Diam Apple Ternyata Menjual Informasi dan Kebiasaan Pengguna iPhone dan iPad Pada Pihak Ketiga

Dua kelompok pengguna iPhone dan iPad mengajukan gugatan hukum ke Apple Inc terkait dengan sejumlah aplikasi yang memberikan informasi pribadi ke pengiklan pihak ketiga tanpa persetujuan dari user bersangkutan.

Dilansir Reuters, Kamis (30/12/2010), dalam gugatan class action yang diajukan ke pengadilan federal di California, para penggugat mencari cara melarang aplikasi memberikan informasi ke para pengguna tanpa persetujuan ataupun kompensasi berupa uang.

Selain Apple, nama-nama lain yang masuk ke daftar tergugat adalah sejumlah aplikasi antara lain Textplus4, Paper Toss, Weather Channel, Dictionary.com, Talking Tom Cat, dan Pumpkin Maker, dan diajukan pada 23 Desember.

Selain itu, kelompok ini juga akan mengajukan gugatan ke Google terkait platform Android. “Kami sedang mempertimbangkan melakukan gugatan ini,” ujar Majed Nachawati, dari firma hukum Fears & Nachawati, yang menjadi penasihat hukum para penggugat.

Munculnya kekhawatiran ini terutama terkait masalah kerahasiaan pengguna setelah sejumlah ponsel pintar menggunakan beragam aplikasi dan juga maraknya penggunaan situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook.

Samsung dan Google Bekerjasama Luncurkan Ponsel Nexus S Android 2.3

Samsung Electronics, penyedia ponsel terkemuka dan provider ponsel No 1 di AS, bersama GoogleT, hari ini mengumumkan Nexus ST, perangkat pertama di dunia untuk fitur terbaru versi GoogleT dengan program Android. Didukung oleh Android 2.3, Samsung dan Google telah mengemas Nexus S dengan teknologi canggih dan terbaru dalam fitur perangkat keras.

JK Shin, Presiden dan Kepala Mobile Communications Business di Samsung Electronics, mengatakan, “Samsung dan Google telah bekerja sama dengan baik untuk memberikan pengalaman ponsel pintar Android yang terbaik bagi konsumen. Hal ini telah menjadi ambisi kami dalam bekerja dengan Google untuk terus mendorong program Android lebih maju dan menciptakan sebuah ponsel pintar yang memiliki baik fungsi superior dan pengalaman pengguna yang menakjubkan. Hal ini sangat memuaskan untuk melihat kerjasama yang berbuah luar biasa. ”

“Samsung sangat senang untuk bekerja dengan Google untuk membuat perangkat pertama yang menampilkan Android 2.3 OS. Nexus S merupakan bukti kuat komitmen Samsung dan Google untuk membawa pengalaman pertama teknologi untuk memasarkan dan meluncurkan produk yang menggunakan sistem operasi terbuka dan inovatif Android, ” ujar Omar Khan, Chief Strategy Officer dari Samsung Telekomunikasi Amerika. “Nexus S mengintegrasikan perangkat keras terbaik Samsung di kelasnya dan teknologi dengan fitur baru yang menarik dan juga upgrade dari Android 2.3 Gingerbread untuk memberikan konsumen pengalaman dengan terobosan ponsel pintar.”

“Google sangat tertarik untuk bersama-mengembangkan Nexus S dengan Samsung, memastikan integrasi yang penuh dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk menghadirkan perangkat yang memimpin untuk versi terbaru dari Android, Gingerbread,” ujar Andy Rubin, Vice President of Engineering dari Google.

Nexus S dirancang dengan Samsung Super AMOLED yang brilian dimana teknologi layar sentuh memberikan pengalaman menonton yang premium. Tampilan layar 4-inci memiliki desain melengkung untuk gaya yang lebih ergonomis dan dapat dirasakan saat dipegang oleh pengguna. Nexus S juga dilengkapi oleh fitur Near Field Communication (NFC) yaitu teknologi yang memungkinkan Anda untuk membaca informasi dari benda sehari-hari seperti stiker dan poster yang tertanam dengan chip NFC. Didukung oleh prosesor aplikasi Samsung 1 GHz, Nexus S menghasilkan grafis 3D yang kaya, proses unggah dan unduh yang lebih cepat dan didukung konten HD-seperti multimedia.

Nexus S dilengkapi dengan kamera 5 megapiksel yang menghadap belakang dan juga camcorder, serta kamera VGA yang menghadap ke depan. Selain itu, Nexus S dilengkapi oleh fitur sensor giroskop untuk memberikan pengalaman dalam bermain games yang baik ketika pengguna memiringkan perangkat ke atas atau bawah atau mengarahkan telepon ke kiri atau kanan. Nexus S juga dilengkapi dengan 16 GB memori internal.

Android 2.3, Gingerbread, adalah versi tercepat Android saat ini. Fitur ini merupakan dukungan untuk Near Field Communication (NFC), keyboard baru dan lebih baik dengan dukungan multi sentuhan, jaringan Internet (dukungan VoIP / SIP), dan interface yang baru. Nexus S juga mencakup fitur Android yang banyak diminati seperti portable hotspot Wi-Fi, multitasking, akses ke layanan Google mobile seperti Google SearchT, GmailT, Google MapsT dengan navigasi, Voice Actions, Google VoiceT dan YouTubeT, dan akses untuk lebih dari 100.000 aplikasi dan widget di Android Market.

Yahoo Pecat 600 Karyawan Demi Efisiensi

PERUSAHAAN media internet Yahoo Inc akan memecat 600 pegawai atau sekitar 4-5% dari keseluruhan pegawainya yang berjumlah 14.100 orang.

Pemecatan ini dilakukan dua tahun setelah Direktur Eksekutif Carol Bartz menjabat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Yahoo di tengah persaingan ketat dengan Google dan media sosial Facebook.

Kabar ini merebak awal bulan Desember 2010 ketika blog teknologi AllThingsD menulis Yahoo akan memecat setidaknya 650 orang pegawainya.
Tak lama kemudian harian The New York Times juga menurunkan berita serupa.

Sumber yang bisa dipercaya menyebutkan para karyawan yang akan diberhentikan kemungkinan besar dari bagian pemberitaan, situs keuangan, olahraga, dan layanan surat elektronik. Setahun lalu Yahoo juga memecat sekitar 5% karyawannya.

Kondisi ini sangat kontras jika dibandingkan perusahaan internet lainnya. Bulan lalu, salah satu pesaing Yahoo, Google bahkan mengumumkan kenaikan gaji karyawannya sebesar 10% bulan Januari.

Sejauh ini manajemen Yahoo belum memberikan pernyataan resmi soal kabar pemecatan tersebut.

XL Hadirkan Paket Murah Bundling Nokia X3-02

Kebutuhan masyarakat atas perangkat telekomunikasi yang lengkap dan canggih, khususnya anak muda, mendorong PT XL Axiata Tbk (XL) menghadirkan program bundling yang menarik.

Pertengahan Desember 2010 ini, XL meluncurkan program bundling paket layanan XL dengan ponsel yang di lengkapi layar sentuh Nokia X3-02. Paket bundling istimewa ini bisa didapatkan seharga Rp 1,8 juta.

Head of MDS Device Management XL Agung Wijanarko mengatakan program ini sangat khusus. Selain mencakup berbagai manfaat layanan XL yang menyertai, ponsel ini juga menyediakan tombol khusus yang dengan sekali tekan akan membawa pemakainya memasuki portal XLgo!. “Paket ini sekaligus akan semakin memanjakan pelanggan yang menginginkan akses ke layanan data yang komplit,” kata Agung di Jakarta, Selasa (14/12/2010).

Pada paket Glee dengan ponsel Nokia X3-02 “touch & type” berwarna biru, terdapat konten gratis film yang saat ini banyak di gandrungi kawula muda karena lagu dan tarian para pemerannya, Glee. Konten gratis tersebut berupa wallpaper Glee, RBT Glee, dan juga berbagai games.

Selain itu, XL mengadakan kuis berhadiah tiket perjalanan ke Amerika untuk menonton konser Glee secara langsung. Untuk informasi lengkap seputar paket bundling XL dan Nokia X3-02 juga seputar kuis Glee pelanggan hanya cukup mengakses *123*550# lalu ikuti petunjuk selanjutnya.

Manfaat lain yang bisa didapatkan dari paket bundling XL dan Nokia X3-02 ini adalah kemudahan mengakses berbagai layanan data dari XL melalui one stop portal XLgo! hanya dengan sekali tekan pada angka 0 lebih lama. Bukan hanya itu pengguna juga dapat mengakses berbagai layanan Ovi dari Nokia, yaitu Ovi S to re, Ovi mail, Social dan Nokia Messaging untuk chatting dan push email. Dan semuanya hadir dengan harga paket data yang terjangkau dari XL.

Sedangkan Head of Marketing Nokia Indonesia Andrea Facchini mengatakan, Nokia X3-02 adalah ponsel terbaru Nokia, yang hadir dengan konsep “touch & type”. Teknologi layar sentuh, memudahkan para penggunanya untuk menjelajahi internet, mendownload berbagai konten dan aplikasi, juga bermain games. Sedangkan “type” diwakili oleh keyboard yang memudahkan konsumen untuk sms, e-mail, chatting (Ovi Chat, Yahoo Messanger, Gtalk, dan masih banyak lagi) dan tetap eksis di jejaring sosial.

Nokia X3-02 dilengkapi dengan layanan jejaring sosial yang memungkinkan pengguna untuk mengakses Facebook danTwitter langsung dari layar utama. Ponsel dengan desain paling tipis di antara produk Nokia yang ada saat ini dilengkapi dengan kamera 5 megapixel dengan 4x digital zoom, WiFi, dan radio FM.

Paket Bundling XL dengan Nokia X3-02 (Glee dan Reguler) bisa didapatkan di Nokia Store dan gerai resmi Nokia, seperti Okeshop, Erafone, dan Sentra Ponsel. Selain itu, bisa juga didapatkan di XL Center yang berlokasi di Menara Rajawali, PIM2,EX, Puri Indah Mall, Karawaci, Kelapa Gading, Rawamangun, Plaza Semanggi, Bintaro, Depok, Bekasi, Bogor, Surabaya, Medan, dan Bandung.

Cara Mempersonalisasi Berita Lewat Ponsel

Dimulai dengan komputer pribadi, kemudian MTV dengan slogan ”gue banget”-nya, era personal bertahan sampai sekarang, bahkan semakin menjadi-jadi. More personal menjadi jargon bisnis global, mulai dari bisnis gadget dengan ribuan variannya, sampai kaus oblong yang dipakai anak-anak muda Jakarta!

More personal bahkan merambah mesin cetak digital, sebagaimana Indigo dari Hewlett-Packard yang diperkenalkan kepada Kompas beberapa waktu lalu di Singapura. Dengan printer ”raksasa” Indigo, setiap buku, kalender, label minuman atau makanan bisa dicetak atas nama pribadi, atas nama Anda. Meminjam jargon MTV, hasil cetakan pun menjadi ”gue banget”. Narsis memang. Namun, narsis adalah bisnis. Maka, more personal menjadi demikian bermakna.

Memang memberi kejutan tak terduga. Ketika Hewlett-Packard mengundang sejumlah jurnalis, di atas meja sudah terletak notes dan kalender. Setelah diamati, ternyata notes dan kalender itu demikian personal karena berisi nama dan foto masing-masing jurnalis. Pada foto kalender, misalnya, terdapat nama berbeda pada badan mobil Formula 1 atau bahkan nama jalan. Sangat pribadi. Hal kecil, tetapi mengejutkan dan menyenangkan.

Bisa Anda bayangkan, perusahaan yang biasa memberi buku harian atau kalender seragam setiap tahunnya, sekarang pada sampul buku harian dan foto-foto kalender itu terdapat nama setiap karyawan, mulai dari CEO sampai staf biasa. Dari pemimpin perusahaan tertinggi sampai karyawan bawahan punya catatan harian dan kalender yang sama, tetapi sangat ”gue banget”, padahal foto-foto yang ditampilkan pada kalender itu sama saja atas nama perusahaan. Sungguh menyenangkan!

More personal kemudian merambah aplikasi dan peranti lunak untuk berbagai ponsel dan komputer pribadi. Sekarang, ponsel internet yang harganya terjangkau kocek saja sudah menawarkan more personal itu, sedikitnya pada tampilan muka ponsel. Seseorang bisa memasang foto diri atau keluarga dekat atau sekadar memajang foto sebagai themes.

Diferensiasi adalah kunci mengapa orang lebih menyukai hal-hal yang serba personal. Pokoknya ”harus” tampil beda, bukan lagi sekadar ”berani” tampil beda. Tidak aneh kalau nomor polisi kendaraan bermotor pun menjadi sangat pribadi. Kombinasi tiga huruf di belakang nomor polisi dan angka mulai satu sampai empat digit menjadi identitas, baik berupa nama diri maupun berupa kata yang punya makna. Di dunia gadget, di dunia web atau situs online, more personal lebih diolah lagi sebagai bisnis.

Di era di mana ratusan aplikasi ponsel internet dan komputer tablet tercipta setiap bulannya, more personal ditawarkan gratis. Tinggal unduh (download), selesai. Berbagai aplikasi bisa dinikmati dengan nyaman, tergantung kelengkapan fitur gadget yang dimiliki. Uniknya, more personal ini merambah dunia yang mulanya tidak terpikirkan untuk personal: berita!

Bagaimana mungkin menghadirkan berita personal, berita yang ”suka-suka gue” atau ”gue banget”, itu?

Media sosial

Umumnya para pengembang aplikasi ponsel pintar seperti BlackBerry dan Nokia, juga pengembang aplikasi untuk komputer tablet seperti iPad, memberi kemudahan kepada penggunanya untuk memiliki ”koran”-nya sendiri atau personal news-nya sendiri. Personal itu tidak semata-mata topik berita yang dipilih sebagai konten, tetapi pada pemilihan aplikasi. Para pemilik iPad dengan mudah bisa menciptakan personal media atau personal news-nya sendiri dengan memanfaatkan aplikasi gratis Flipboard.

Flipboard yang dikembangkan Flipboard Inc di Palo Alto, California, menyebut dirinya sebagai majalah sosial (social magazine), di mana para pemiliknya bisa memilih sembilan jenis ”majalah” dari berbagai situs. Situs pertemanan Facebook dan microblogging Twitter sudah berada di dalamnya.

Tampilan yang layaknya majalah berformat e-Magazine memungkinkan Flipboard menyebut dirinya sebuah majalah elektronik yang nyaman dibaca di iPad. Situs online pun jika dipilih untuk Flipboard akan tampil sebagaimana layaknya elektronics paper (ePaper) yang bisa dibuka tutup seperti membuka tutup majalah cetak.

Karena Flipboard mengusung kata ”sosial” dengan menyebut diri sebagai social magazine, fungsi interaktivitas pun dipenuhi sebagaimana layaknya sebuah web. Pada Flipboard, selain membaca berbagai berita, foto, dan video, serta menyerap informasi lain, penggunanya juga bisa memberi komentar, menyapa teman, dan berbagi (share) informasi.

Flipboard dengan sendirinya menciptakan media baru (new media), di mana selain fungsi media sosial dijalankan, juga tampil dalam bentuk ePaper atau eMagazine yang nyaman dibaca, bisa di-customize sesuai selera, dan praktis dibawa ke mana-mana.

Ponsel BlackBerry (BB), khususnya tipe Torch 9800, memiliki aplikasi Social Feeds. Fungsinya sama dengan Flipboard pada iPad. Demikian juga pada Nokia N8, di mana dengan memanfaatkan Opera Mini penggunanya bisa menyimpan sembilan pilihan situs. Pada Social Feeds BB, tinggal memasukkan situs atau alamat web, maka setiap postingan terbaru dari situs yang di-feeds dapat dibuka di Social Feeds BB. Memang yang terbaca hanya lead atau alinea pertama dari sebuah berita, tetapi dengan mengklik menu ”View Full Story”, Anda dirujuk pada situs yang memuat lengkap artikel tersebut.

Hal yang sama berlaku pada Flipboard. Bedanya, pada Flipboard artikel yang terbaca tidak sebatas satu alinea, tetapi bisa tiga sampai lima alinea sehingga tidak perlu lagi membuka situsnya. Tentu saja Flipboard dan Social Feeds dilengkapi fitur ”share on” (berbagi) atau ”email to” agar apa yang kita baca bisa dibagikan. Begitulah fungsi utama media sosial yang tidak dimiliki media massa, yakni interaktivitasnya yang cepat!

Jika BB Torch, N8, dan Flipboard yang merupakan media baru bisa memuat aplikasi media sosial, bagaimana memanfaatkan microblogging Twitter untuk tujuan serupa? Jawabannya adalah Paper.li (http://paper.li).

Situs ini disebut koran pribadi (personal newspaper) yang sifatnya real time, yang kontennya berasal dari akun Twitter penggunanya. Dengan mendaftarkan user name dan password Twitter, otomatis berita terkini bisa dibaca di Paper.li, baik melalui PC maupun ponsel internet. Nama personal media yang muncul pun disesuaikan dengan nama akun Twitter.

Selain Paper.li, media online pribadi lain adalah The Twitter Tim.es (http://twittertim.es). Prosesnya sama dengan Paper.li, Twittertim.es juga menyedot konten dari Twitter. Jika following atau follower Anda berbagi artikel dari harian Kompas (http://cetak.kompas.com), misalnya, konten itu otomatis tampil di Paper.li atau Twittertim.es. Anda tinggal membukanya di PC atau ponsel internet selagi koran cetak belum berada di tangan!

Konten Digital Semakin Tidak Laku Hingga Harus Dijual Secara Retail

Bagi pemilik koran cetak yang mapan, strategi bisnis ke depan yang harus dilancarkan bukanlah bagaimana menambah oplah, tetapi menjaga koran agar tetap bertahan (survive). Di tengah kecenderungan orang, khususnya generasi muda, yang lebih akrab dengan internet, kecenderungan menurunnya oplah koran secara global tidak dapat terhindarkan.

Strategi mempertahankan oplah itu bukan semata-mata menciptakan rubrikasi yang beragam, katakanlah membuat rubrikasi yang disesuaikan dengan usia atau status pembaca. Strategi juga mencakup penciptaan format bentuk baru yang lain dari sekadar koran broadsheet dan strategi menjual koran berdasarkan subyek tertentu (paper on demand).

Menciptakan pembaca muda dan memelihara alih generasi pembaca adalah usaha tersulit insan pers dalam menjaga keajekan tiras harian. Terlebih lagi di saat generasi baru yang disebut digital native lebih akrab dengan gadget yang juga menghadirkan informasi online atau digital. Tidak dapat disangkal, menyeret atau mengalihkan pembaca muda untuk membaca koran adalah beban berat, tetapi tetap harus ditempuh agar tiras tidak terlalu terjun bebas.

Generasi lama yang fanatik membaca koran dengan sendirinya berkurang dan menghilang secara alamiah. Jika ”alih generasi” ini tidak segera diupayakan dengan berbagai program, kecenderungan menurunnya oplah akan semakin terasa. Akan tetapi, selalu ada upaya dan survive yang bisa dilakukan agar oplah koran tetap stabil atau malah bertambah meningkat.

Yang diperlukan adalah terobosan baru yang radikal, tidak lagi gradual dengan meredesain bentuk koran dari broadsheet menjadi tabloid. Lebih dari itu, mengapa misalnya tidak dicoba mengemas harian dalam bentuk majalah atau bahkan buku!

Konten dan rubrikasi tetap sama dengan versi broadsheet/- tabloid yang agak repot kalau dibawa-bawa, khususnya dibaca di kendaraan umum. Boleh jadi anak muda akan lebih tertarik membaca harian dalam format majalah atau buku itu.

Tentu saja cara ini tidak harus mengganti atau menghilangkan harian dalam format broadsheet/tabloid, tetapi pembaca atau pelanggan dihadapkan pada pilihan harian dalam bentuk lain yang lebih ringkas, yakni format majalah atau buku.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah menjual konten berita dalam bentuk paper on demand (POD), sebagaimana yang telah dilakukan di dunia online untuk konten video, yakni video on demand (VOD). Ini mengadopsi pada kecenderungan koran- koran masa kini yang tetap harus bertahan, tapi dengan konten yang berisi kedalaman berita dan analisis komprehensif. POD tidak lagi memberitakan berita langsung atau update news sebagaimana yang diberitakan televisi atau media online, tetapi menyajikan cerita di balik berita, peristiwa di balik berita, juga analisis terhadap kecenderungan suatu peristiwa.

Wartawan yang menganalisis pun setingkat editor ke atas atau wartawan spesialis yang memang mendalami subyek tersebut. Kelemahan terbesar dari berita harian adalah terjebak mengulangi berita yang sudah disampaikan media elektronik (televisi atau radio) maupun media online.

Ambil contoh berita kemenangan pebulu tangkis ganda putra Indonesia Markis Kido/ Hendra Setiawan atas pasangan Malaysia Koo Kean Keat/Tan Boon Heong. Pencinta bulu tangkis Tanah Air tentu menyaksikan siaran langsung dari TVRI dan mengetahui bahwa pasangan Indonesia menyabet emas. Media online memberitakan ”Kido/Hendra Sabet Emas”. Maka akan terasa usang kalau koran-koran keesokan harinya menurunkan berita dengan judul ”Markis/Hendra Sabet Medali Emas”.

Harian harus memberitakan informasi ”beyond” atau ”further” dari sekadar suksesnya Markis/Hendra meraih emas sebab hal itu sudah bisa ditonton di televisi atau dibaca di media online kemarin. Koran bisa memberitakan sukses pasangan ini dengan menulis rencana selanjutnya, misalnya ”Kido/Hendra Bidik All England”, atau malah memberitakan haru biru kemalangan yang menimpa pasangan Malaysia. Siapa tahu ada berita ”Raih Medali Perak, Koo/Beon Gantung Raket”.

Benar bahwa pendengar radio, penonton televisi, pembaca online, dan pembaca harian adalah berbeda-beda sehingga masing-masing hanya membaca medianya sendiri. Namun, selalu ada irisan. Menjadi persoalan kalau irisan itu adalah pembaca fanatik harian yang kebetulan sudah menonton kemenangan Kido/Hendra di televisi dan telah pula membacanya di media online dan mobile, lalu harus membaca di harian dengan berita yang sama!

Koran akan tetap bertahan dan tidak harus khawatir turun oplah dengan catatan memuat kedalaman berita atau sisi lain dari peristiwa. Berita yang sifatnya straight (langsung) dan update biarlah menjadi ”santapan” media elektronik atau online. Media cetak harus lebih dalam dari sekadar informasi yang sudah disampaikan kedua jenis media tadi. Jika berita-berita straight sudah diambil semua oleh media elektronik/online, media cetak harus menghindari pengulangan itu!

Dari asumsi inilah, sebagaimana yang sudah sering ditulis para pakar jurnalistik, amat relevan menjual ketengan konten koran. Merujuk pada harian Kompas yang sedang Anda baca, bisa saja kelak dijual Kompas Ekonomi, Kompas Politik, Kompas Sport, Kompas Urban, Kompas Nusantara, dan seterusnya, menyusul Kompas Minggu, Kompas Anak, dan Kompas Muda yang sudah lebih dahulu ada.

Semua konten ketengan mengusung kedalaman informasi, latar belakang peristiwa, data dan angka, serta kecenderungan atau antisipasi terhadap suatu peristiwa. Mengapa tidak?

Penjualan Musik Digital Kini Sudah Merambah Ke Toko Online

Liburan akhir tahun sudah dekat, persiapan perjalanan tentu sudah dirancang dengan matang. Dan, sekarang giliran mempersiapkan teman perjalanan yang bisa dilakukan sampai saatnya tiba.

Membangkitkan masa lalu yang penuh kenangan akan membantu menghidupkan kembali semangat-semangat muda. Alam bawah sadar ini dengan mudah akan memutar ulang masa lalu saat mendengarkan musik-musik kenangan yang sama.

Namun, sepertinya mencari kaset-kaset masa lalu tidaklah mudah lagi, selain pemutarnya yang sudah semakin langka. Bisa jadi sekarang lebih gampang menemukan karya kreatif yang banyak tersimpan di piringan CD dalam bentuk berkas format MP3.

Kebanyakan musik dalam berkas MP3 yang ada sekarang memang ilegal, persoalannya bukan hanya bagaimana supaya tidak ikut menyuburkan pembajakan, melainkan juga kebanyakan berkas MP3 itu sudah seperti sampah digital. Kualitas tidak terjamin, termasuk kemungkinan pendendang dan pengiringnya bukan grup yang sama.

Munculnya banyak toko online yang melayani unduh musik digital memberikan solusi yang tepat untuk kasus ini. Operator telekomunikasi banyak memanfaatkan peluang bisnis itu untuk memberikan layanan kepada pelanggannya.

Seperti MelOn (www.melon.co.id), perusahaan patungan PT Telkom Indonesia dengan SK Telecom dari Korea, yang baru pekan lalu meluncur di Jakarta. Pelanggan perusahaan-perusahaan di bawah Telkom, seperti Telkomsel dan Flexi, menjadi prioritas layanan MelOn. Tentu saja termasuk Speedy, layanan internet melalui fixed line.

Tampaknya Telkom sangat serius untuk terjun ke dunia hiburan, seperti membangun komunitas SpeedyTrek yang memfasilitasi ekosistem musik bagi para musisi, para penikmat, dan pengamat yang bisa menjadi barometer perkembangan musik, khususnya musik indie.

Bahkan, sebelum MelOn, pihak Telkomsel juga sudah lebih dahulu meluncurkan layanan toko musik digital LangitMusik (www.langitmusik.com), Januari lalu. Termasuk di dalamnya layanan LangitMusik video dan layanan terbaru, yaitu CariTau, sebuah layanan mengenali lagu yang mirip fitur TrackID dari Sony Ericsson.

Layanan MelOn

Beragamnya penjualan musik berformat digital secara online memperlihatkan layanan seperti itu sudah diterima masyarakat. Kualitas yang jauh lebih baik dari kaset membuat pencinta musik tidak perlu mengunjungi toko-toko musik yang makin berkurang jumlahnya.

Dalam kontes inovasi nirkabel Indosat (IWIC) karya pemenang utamanya berkaitan dengan penyediaan konten musik yang diberi nama Anoa (a noble of arts). Karya anak bangsa ini sangat mungkin untuk diimplementasikan bagi layanan Indosat. Bahkan, pemenangnya, Rolan Prima Yoga dan kawan-kawan, juga menyiapkan pemutar musik khusus untuk layanan ini.

Operator XL juga sudah meluncurkan layanan Music Live (www.xl.co.id/musiclive) untuk berbagai pilihan musik sesuai saluran atau kategori tertentu. Semua telepon seluler yang memiliki kapasitas memutar musik bisa digunakan, mulai dari yang low end hingga high end.

Tidak ketinggalan Esia yang juga memberikan aplikasi khusus Digital Music Download bagi pelanggannya. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan Esia mengunduh ribuan lagu nasional dan internasional langsung dari ponselnya.

Kultur Korea yang ditawarkan MelOn dengan musik unduhnya bisa menjadi alternatif menarik bagi penggemar musik dalam persaingan toko digital ini. MelOn menawarkan layanan serba unlimited untuk mengunduh lagu tanpa batas, baik secara berlangganan ataupun membeli satuan (ala carte).

”Bukan hanya para pelanggan akan lebih dipermudah, tetapi upaya ini juga sekaligus mengurangi pembajakan dan meningkatkan produk kreatif,” kata Rinaldi Firmansyah, Dirut PT Telkom dalam acara peluncuran MelOn, pekan lalu di Jakarta.

Kemudahan dan semakin beragamnya pemutar musik digital ini jelas akan semakin menggeser cara orang mendengarkan musik. Selain melalui telepon seluler atau pemutar MP3, juga bisa melalui PC sambil bekerja. Bahkan, MelOn menyediakan program pemutar khusus yang bisa diunduh.

Pada awal peluncurannya, pihak MelOn baru melayani pelanggan Telkomsel dan TelkomFlexi. Adapun bagi para pelanggan umum baru akan diberi kesempatan mulai akhir Desember ini melalui e-payment IVAS Pay, sedangkan layanan dari online bangking BCA baru pada awal tahun depan.

Sepertinya agresivitas para operator ini akan menjadi era baru distribusi musik di negeri ini. Operator sudah semakin melebarkan sayapnya sebagai toko musik yang aktif, tidak lagi sekadar menjual ring back tone yang menggila di negeri ini

Tayangan TV 3D Dalam Format Broad Band

Entah mengapa gelora semangat untuk mendigitalkan siaran televisi pada era Menkominfo Mohammad Nuh tiba-tiba melesu. Bahkan, beberapa stasiun yang mengawali siaran percobaan digital tiba-tiba hilang dari tangkapan tuner digital, sekalipun sekarang percobaan sudah merambah ke kawasan Kota Bandung.

Mungkin juga implementasi TV digital masih sekitar tujuh tahun lagi, masih cukup lama. Dengan transmisi digital, jumlah pita frekuensi yang dibutuhkan juga semakin irit dan kemungkinan skenario berikutnya pada pita 700 MHz yang sekarang ditempati siaran TV akan diperuntukkan bagi layanan nirkabel generasi keempat.

Sementara itu dunia internasional tidak akan pernah berhenti berinovasi, bukan hanya layanan terestrial konvensional, melainkan juga jaringan komunikasi generasi keempat atau 4G akan mendukung layanan televisi yang makin canggih dan atraktif.

Bahkan, ke depan dominasi siaran melalui studio TV bukan lagi satu-satunya cara menikmati tayangan televisi. Sebuah standar baru untuk kompresi film 3D yang disebut MVC (multiview video coding) secara signifikan mampu mengurangi jumlah data untuk dapat memberikan resolusi tinggi secara penuh.

Para peneliti di Institut Fraunhofer, Jerman, sudah menunjukkan bagaimana film tiga dimensi bisa ditransmisikan internet atau kanal-kanal digital seperti halnya satelit yang berpita frekuensi. Sementara itu pemutar piringan Blu-Ray yang baru juga sudah siap memutar film 3D yang berbasis MVC.

Bagaimanapun, film 3D membutuhkan kecepatan akses yang tinggi, setidaknya dua kali kecepatan 2D. Ini mengingat 3D memerlukan dua gambar sekaligus, satu untuk mata kiri dan satu untuk mata kanan untuk menimbulkan efek stereoscopic 3D.

Berikutnya, 3D hadir melalui siaran digital atau saluran IPTV melalui kabel atau DSL. Termasuk penggunaan STB (set-top box) untuk bisa digunakan pada pesawat televisi lama. Dengan format MVC, pemirsa juga tidak perlu menggunakan kacamata khusus lagi, setiap pemirsa bisa melihat dengan sudut pandang yang berbeda.

Perang Tablet … iPad Akan Digusur Oleh Android

Menjelang dekade kedua abad ke-21, kemajuan teknologi komunikasi informasi akan ditandai kehadiran komputer tablet yang akan membawa kita pada perspektif baru cara kita menggunakan komputer, mengakses informasi, membagi informasi, menikmati hiburan, berkomunikasi, dan lain sebagainya.

Kehadiran iPad buatan Apple pada awal tahun 2010 mengisyaratkan dimulainya era komputasi berbeda yang selama beberapa dekade terakhir dikenal dengan sistem Wintel, menggunakan sistem operasi Windows buatan Microsoft dan prosesor buatan Intel Corporation.

Menjelang akhir tahun, Samsung asal Korsel memperkenalkan komputer tablet yang disebut Galaxy Tab, dan memunculkan pertanyaan di kalangan konsumen, siapa yang akan mendominasi pasaran komputer tablet. Apakah iPad buatan Apple atau komputer tablet yang berbasis sistem operasi Android yang dikembangkan Google.

Persoalan yang muncul dalam komputer tablet adalah aplikasi yang ingin digunakan, karena konsumen jaminan yang mendukung penggunaannya.

Ketika menggunakan iPad, aplikasi yang didapat melalui Apple Store pasti dijamin oleh Apple, sedangkan aplikasi yang diambil dari Android Market belum tentu dijamin Samsung yang mengeluarkan Galaxy Tab.

Kuartal pertama 2011 akan bermunculan aneka jenis komputer tablet. Ukuran layar yang ditawarkan pun akan beragam, fitur yang lebih luas, termasuk penggunaan teleponi, aplikasi yang lebih kaya untuk bekerja dan hiburan, dan lainnya.

Produk iPad buatan Apple memang tidak memiliki fenomena dalam perkembangan teknologi komunikasi informasi. Hanya dalam 23 hari sudah terjual satu juta unit iPad dan diburu serta ditunggu kehadirannya di seluruh dunia.

Belum merata tersebar, iPad sudah diprediksi akan muncul dengan kamera digital, ukuran layar lebih kecil, serta kapasitas penyimpanan data lebih besar, kemampuan multifungsi yang lebih rumit, dan sebagainya.

Sebagai produk konsumen, iPad mungkin belum tertandingi karena sistem operasi yang digunakan lebih ringkas, memungkinkan penggunaan yang lebih mudah dan cepat. Microsoft sepertinya akan tertinggal dan mengakhiri era sistem Wintel yang kita kenal.

Apakah iPad dengan turunannya akan tetap menguasai pasaran komputer tablet, akan terlihat pada kuartal pertama tahun depan. Yang pasti, dalam waktu yang cepat, cara kita menggunakan komputer akan berubah drastis. Tidak ada papan ketik. Menggunakan layar sentuh untuk komputasi.