Programmer lepas di Galileo Indonesia, Samuel Franklyn (47), lumpuh sejak 2010 akibat rusaknya syaraf tulang belakang saat terjatuh di jalan. Meski demikian, pria yang akrab disapa Sam itu tidak mau bergantung dengan orang lain dan tetap ingin bekerja.
Saat ditemui di kediamannya, di wilayah Jakarta Barat, Sam sedang tidur telentang sambil mengetik di laptop miliknya.Laptop Sam diletakkan di sebuah pipa besi yang dimodifikasi sehingga bisa menopang laptop. Penyangga laptop Sam ini dibuat khusus oleh Arif Christianto, teman dekat Sam.
Bagi sebagian orang, kondisi Sam mungkin membuat sedih. Tak sedikit orang yang akan patah semangat menghadapi hal serupa. Namun tidak demikian dengan Sam. Ia mengaku tetap optimistis. Salah satu kata-kata penyemangat yang ia pegang berasal dari salah satu temannya, yang mengatakan: bahagia jangan dinilai dari kesehatan saja.
“Kalau saya enggak optimistis nanti saya mana bisa hidup, nanti saya enggak pernah bahagia dong,” kata Sam, saat ditemui akhir Agustus 2014. Peristiwa yang menimpa Sam sepintas tampak sederhana. “Saya waktu itu mau pergi kerja, terus saat lagi jalan saya jatuh, kena tulang belakang,” kata Sam.
Setelah terjatuh, Sam tidak merasa ada yang aneh. Dia kemudian melanjutkan perjalanannya ke kantor dengan menumpangi taksi. Namun, selang beberapa hari, Sam merasa tidak sehat dan lama-kelamaan seluruh badan Sam tidak bertenaga dan tidak bisa berdiri sama sekali. Sam kemudian melakukan pemeriksaan pertamanya di Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat. Rupanya, kejadian sederhana itu berdampak luar biasa pada tubuhnya.
Dokter ketika itu menyimpulkan sementara bahwa saraf tulang belakang Sam tertekan dan tidak bisa berfungsi seperti biasanya. Sam pun tidak bisa bekerja karena badannya tidak kuat untuk bergerak. Setelah meminta izin, kantor Sam saat itu memperbolehkan Sam untuk bekerja di rumah selama enam bulan. Lewat dari enam bulan, Sam mengundurkan diri. Kemudian, bersama dengan beberapa temannya, Sam mengerjakan beberapa proyek.
Kemudian, Sam kembali melamar ke Galileo Indonesia, tempatnya bekerja saat kecelakaan terjadi, dan diterima kembali per Agustus 2014 dengan lama kontrak enam bulan.
Sam mendapatkan dukungan dari orang dekatnya selama melalui masa-masa awal sakitnya. Misalnya Arif Christianto yang membuatkan penyangga laptopnya itu. Selain itu, Sam juga dibantu oleh Mona, pengasuh yang memang sejak kecil ikut dengan keluarganya. “Saya dari zaman ibunya (Sam) sampai sekarang,” ujar Mona.
Mona setiap harinya datang saat siang untuk membantu Sam makan, mandi, dan saat buang air. Jelang sore, Mona pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah kontrakan Sam untuk mengurus suaminya. Jelang malam, Mona kembali ke tempat Sam hingga pagi hari. Sam juga melakukan upaya melalui pengobatan alternatif. Awalnya, ia hendak melanjutkan pengobatan konvensional.
Namun terdapat kendala ketika dokter memintanya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI).Sam, yang ketika itu memiliki bobot 150 kilogram, tidak bisa memasuki mesin MRI karena badannya melebihi lebar mesin. Hal tersebut menyebabkan Sam berusaha mencari berbagai cara pengobatan alternatif, di antaranya reflexology dan akupuntur.
“Ini saya lagi ikut program akupuntur. Katanya sih bisa sembuhin syaraf-syarafnya. Ya saya berharap saja yang terbaik dari Tuhan,” kata Sam. Dari sisi pengobatan konvensional, Sam hanya diberi obat penghilang rasa nyeri dan beberapa obat lainnya. Sam sendiri pernah merasakan sakit yang amat sangat ketika syaraf di tulang belakangnya tiba-tiba bereaksi. Sakit itu bahkan menyebabkannya berhalusinasi.
“Waktu itu saya kayak bisa menyibak tembok terus kelihatan padang rumput, indah banget deh. Terus ada perempuan cantik ngulurin tangannya ke saya. Tapi saya belum mau mati jadi saya enggak pegang tangannya,” kata Sam.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Kerja, Rudiantara pada Rabu (5/11/2014) malam mengunjungi kediaman Samuel Franklyn, seorang programmer lepas yang menderita lumpuh akibat rusaknya syaraf tulang belakang akibat terjatuh. Di kediaman Samuel di daerah Tanjung Duren, Duri Kepa, Jakarta Barat, Rudiantara banyak berbincang tentang dunia programming dan kemungkinan dilibatkannya Samuel dalam program kerja yang akan dilakukan oleh Kementerian Kominfo.
“Saya bicara banyak masalah teknis, program, kebetulan tadi juga menyinggung soal DNS (Domain Name Server), pemerintah dengan komunitas dan Kominfo sedang membangun DNS semua traffic internet di indonesia,” ujar Rudiantara. “Saya yakin banyak temen di Indonesia seperti Sammy (panggilan Samuel), ini harus diberdayakan, apalagi kita akan masuk ke era digitalisasi,” imbuhnya.
Lalu apakah Samuel akan dilibatkan dalam program DNS yang sedang dibangun kominfo? Menjawab pertanyaan tersebut Rudiantara mengatakan akan membicarakan hal tersebut lebih lanjut, baik dengan Samuel maupun dengan komunitas. “Orang seperti Sammy akan saya minta untuk mengetes, gimana sih rawannya sistem yang kita terapkan, daripada di-hack orang lain, mendingan kita coba cari tahu lebih dulu,” terang Rudi.
Samuel di kalangan programmer memang dikenal sebagai seorang yang senior dan ulung, terlebih soal pemrograman Java. Pengalaman dan keahlian Samuel banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar termasuk sektor perbankan di Jakarta.
Kunjungan Menkominfo Kabinet Kerja Presiden Jokowi itu ke kediaman Samuel tergolong dadakan. Rudiantara baru mendapatkan informasi tentang Samuel Rabu pagi setelah membaca harian Ko*p*s. Menkominfo Kabinet Kerja, Rudiantara bersama Samuel Franklyn di kediamannya di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (5/11/2014). “Saya dikasih tau temen saya, dan tadi pagi baca di Ko*p*s,”ujarnya.
Rudiantara mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat Samuel, dan itu yang patut kita contoh. “Dengan kondisi (Samuel) yang seperti demikian, ia memiliki spirit luar biasa pantang menyerah, saya belajar banyak dari filosofi dia,” ujar pria yang kerap disapa Rudi ini. “Kita patut bangga dengan Sammy,” imbuhnya.
Menurut Rudiantara, ada sisi yang bisa diteladani dari Samuel, terutama soal semangat. Samuel walau memiliki keterbatasan fisik tetapi memiliki semangat luar biasa. “Kita yang, mohon maaf, memiliki kondisi normal harus memiliki semangat seperti itu,” terangnya.
Disinggung tentang bantuan yang akan diberikan kepada Samuel, Rudiantara menjawab, “Kalau soal bantuan, kita bisa bantu ya bantu, kita kan tidak sendiri ada teman-teman dari komunitas juga, nanti akan kita bicarakan dengan teman komunitas,” pungkasnya.