Monthly Archives: October 2010

Virus McDonald Menginfeksi Ribuan Facebook Indonesia

Penggemar Facebook (FB) di Indonesia dihebohkan dengan undangan berisi tautan untuk menonton dari berbagai macam judul video McDonald. Namun, alih-alih melihat video tersebut, tautan beralamat bit.ly ini malah menyebarkan undangan yang sama ke friend list bahkan dapat mengotori inbox.

Celakanya, ini adalah bentuk virus baru di Facebook untuk mencuri data pribadi penggunanya. Jika pelakunya jahat, maka bukan tidak mungkin akun Anda dipakai untuk bermacam penipuan lewat Facebook.

Seperti dilansir Kompas.com, Menurut pihak perusahaan keamanan internet dan komputer Sophos, Graham Cluley , penyebaran virus ini sudah berlangsung sejak Agustus 2010. Menurutnya, penyebar virus memang selalu mengubah judul, tetapi semuanya terkait McDonald. Walau begitu, judul tersebut bisa saja diganti dengan judul menarik apa pun.

Jadi, jika mendapat undangan dengan judul terkait McDonald dan sejenisnya, abaikan saja. Kalau ragu-ragu, cek informasi apa saja yang mereka ingin akses. Jika berlebihan, tinggalkan tautan tersebut. Jangan gadaikan keinginan Anda melihat video aneh-aneh dengan mengorbankan semua akses ke akun Facebook Anda ke orang lain.

Namun, bagi Anda yang telanjur terkena jebakan tersebut, masih ada cara untuk mengobatinya. Menurut Cluley, hapus semua referensi yang mengarah ke link tersebut, baik di status maupun setting aplikasi. Pastikan tidak ada bagian Facebook Anda yang mengarahkan ke tautan tersebut.

Ia menambahkan pihak Facebook sudah dihubungi untuk mencegah penyebarannya. Namun, virus itu rupanya masih bisa bocor hingga ke pengguna Indonesia.

Telkom Akan Luncurkan Internet TV IPTV Interatif Akhir Tahun 2010

Jika rencana PT Telkom tidak meleset, uji coba Internet Protocol TV/IPTV atau televisi berbasis internet akan dimulai akhir tahun ini secara terbatas di Jakarta. Diramalkan, momentum ini akan mencuri perhatian karena IPTV memiliki sifat interaktif dan personalized yang bisa menjadi gaya hidup baru bagi penggemar tontonan televisi.

Mengapa bisa mencuri perhatian? Sebab IPTV tidak hanya mendistribusikan layanan siaran TV seperti televisi biasa, tetapi dapat menjadi gaya hidup yang mengubah perilaku penonton televisi. Dengan teknologi terkini, penonton bisa memilih siaran yang diinginkan, seperti ketika memilih berita di situs internet.

IPTV juga menjadi awal layanan triple play atau satu saluran untuk tiga macam layanan, seperti telepon suara, tontonan, dan internet. Personalisasi, interaktivitas, dan kombinasi layanan membuat penonton bisa mengobrol, mengirimkan pesan teks, mengikuti pemilihan atau polling, transaksi, dan sekaligus iklan interaktif.

Sederhananya, penonton bisa mencari konten dengan judul, nama aktor, atau gambar dalam layar yang memungkinkan untuk ”channel surfing” tanpa meninggalkan program yang sedang ditonton. Selain itu, penonton bisa melihat statistik pemain sambil menonton pertandingan olahraga. Bahkan, bisa mengontrol sudut kamera.

Kalau mau, mungkin dapat mengakses foto atau musik dari PC mereka di televisi, penggunaan telepon nirkabel untuk menjadwalkan perekaman acara favorit keluarga. Bahkan, orangtua bisa menyesuaikan kontrol jika akan bertugas ke luar kota sehingga anak-anak hanya dapat menonton film dokumenter untuk laporan sekolah.

Lalu mengapa Telkom tertarik untuk terjun ke bisnis IPTV, Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengungkapkan, IPTV merupakan pilihan menarik untuk merevitalisasi bisnis telepon kabel karena adanya kecenderungan penurunan penggunaan jasa telepon kabel.

Keadaan tersebut terjadi di banyak negara karena gaya hidup sudah berubah, orang cenderung menjauh dari pemakaian telepon kabel.

Sebagai gambaran, pendapatan Telkom dari layanan telepon tetap kabel (fixed wireline) pada Agustus 2010 mengalami penurunan 7,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009, meskipun pencapaian ini sebenarnya lebih baik dibanding pertumbuhan periode Agustus 2008 ke Agustus 2009 yang negatif, 16,7 persen.

Akhirnya, menurut Eddy, strategi yang kini diterapkan Telkom adalah tetap menyediakan layanan telepon kabel sambil mengembangkan bisnis-bisnis baru dengan memaksimalkan pemanfaatan telepon kabel. Sebagai operator terbesar di Indonesia, Telkom harus gencar berinovasi dengan menggelar layanan baru di luar layanan jaringan kabel biasa, salah satunya yang dilirik adalah IPTV.

Keputusan Telkom tepat untuk masuk ke bisnis broadcasting melalui IPTV karena studi mengenai televisi berbasis internet di beberapa negara menunjukkan animo pasar yang relatif baik. Saat ini, operator IPTV dengan pelanggan paling banyak adalah PCCW (Hongkong) dengan pelanggan mencapai sekitar 1 juta, kemudian QualiTVision (Hongkong) yang mencapai 850.000 pelanggan, dan France Telecom (Perancis) dengan 800.000 pelanggan. Operator IPTV lainnya yang juga sukses adalah Verizon di Amerika Serikat dengan 600.000 pelanggan.

Keterbatasan IPTV

Namun, IPTV sensitif terhadap packet loss dan penundaan jika streaming data tidak dapat diandalkan karena IPTV memiliki persyaratan ketat terkait kecepatan minimum untuk memfasilitasi jumlah frame gambar per detik sebagai gambar bergerak. Ini berarti bahwa kualitas pelayanan kepada pelanggan IPTV akan berkurang jika koneksi atau bandwidth yang tersedia terbatas.

Pihak Telkom sadar dengan tuntutan koneksi cepat jika ingin menggelar layanan IPTV sebagai home digital services yang akan memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan pelanggan perumahan, terutama bagi pelanggan yang ingin jaringan komunikasi dengan cara berbeda dan lebih maju.

Telkom optimistis bisa menyelenggarakan layanan IPTV karena sudah mulai membangun infrastruktur jaringan akses pita lebar (broadband) dengan gencar di berbagai wilayah.

Dalam satu kesempatan, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah memaparkan bahwa Telkom berkomitmen mengembangkan jaringan akses pita lebar sebagai pendukung berbagai layanan berbasis telecommunication, information, media, edutainment (TIME). Dengan demikian, ada tiga isu penting yang harus dijawab Telkom dalam menghadapi tantangan pengembangan infrastruktur jaringan pita lebar, sesuai portofolio bisnis TIME, yakni menjaga teknologi agar senantiasa mampu mengakomodasi kebutuhan konsumsi bandwidth yang terus meningkat, menciptakan pendapatan baru, dan mempertahankan biaya.

Sebagai konsekuensi perubahan portofolio layanan ke arah service berbasis ”TIME”, Telkom sudah mulai mengembangkan kapabilitas akses. Antara lain sudah merencanakan pengembangan akses pita lebar, menambah cakupan kapasitas true broadband (yakni akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps) yang di tahun 2010 diperkirakan hanya mencapai 21 persen, ditingkatkan menjadi 85 persen pada tahun 2015.

Apabila ingin mencapai rencana tersebut, Telkom harus bekerja keras karena sebagian besar jaringan akses di Indonesia yang ada masih didominasi kecepatan di bawah 4 mbps dengan porsi 79 persen. Jika kondisinya tidak membaik, pelanggan tak mungkin menikmati layanan IPTV dengan nyaman.

Namun, Telkom optimistis dengan strategi lima tahun ke depan akan mampu mengembangkan infrastruktur jaringan akses dengan fokus pada penyediaan jaringan akses pita lebar secara penuh hingga ke rumah- rumah atau gedung-gedung.

Targetnya, komposisi jaringan akses FTTE (end-to-end copper) 15 persen, akses FTTC (Fiber to the Curb) yang menggunakan teknologi MSAN, GPON, dan VDSL 70 persen, serta akses FTTB/H (Fiber to the Building/Home) 15 persen.

Executive General Manager Divisi Akses PT Telkom Muhammad Awaluddin mengutarakan, akses kabel tembaga (copper) diharapkan sudah tergantikan semuanya oleh serat optik pada tahun 2015, paling tidak di kota-kota besar Indonesia. Target dari pengembangan akses pita lebar di antaranya Broadband for Home Digital Environment yang meliputi digital home communication, digital home office, digital entertainment, dan digital surveillance and security.

Kini, kita berharap Telkom mampu merealisasikan infrastruktur jaringan akses pita lebar sehingga pelanggan di dalam negeri bisa menikmati layanan IPTV yang disebut-sebut berkembang pesat di beberapa negara karena sifat-sifat layanannya yang ”personal”, ”ubiquitous”, dengan kualitas gambar dan suara yang prima, serta bernilai ”jual” yang tinggi.

Selain itu, kita berharap IPTV tidak hanya mendorong perkembangan industri penyiaran di Tanah Air, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi serta memberikan tontonan yang mendidik.

Facebook Merupakan Aplikasi Favorite Orang Indonesia Dengan Menghabiskan 5 Jam Perhari Di Facebook

Survei yang dilakukan Markplus Inc terhadap para pengguna internet atau netizen menemukan beberapa hal penting. Hasil survei itu menyimpulkan bahwa saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial dan melakukan pencarian.

Pendiri dan Presiden Markplus Inc. Hermawan Kartajaya mengatakan hasil survei di delapan kota menemukan email tak lagi menjadi hal utama dalam pemakaian internet. “Lebih banyak untuk update status Facebook dan mencari,” ujar Hermawan.

Hasil tersebut cukup memberikan gambaran tentang perilaku netizen. Hermawan mengatakan penelitian ini mengambil sampel 1.500 responden di Jabodetabek, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar dan Palembang.

Survei ini dilakukan dengan metode riset primer dan sekunder menggunakan multi stage random sampling dan metode kish grid serta focus group discussion. Penelitian dilakukan September lalu. Dari penelitian itu, kata Hermawan, satu dari tiga anggota keluarga responden merupakan pengguna internet.

Masyarakat Indonesia juga lebih banyak mengakses internet melalui perangkat bergerak. Hermawan juga mengatakan jejaring sosial Facebook masih menjadi favorit pengguna internet. “Sembilan dari sepuluh pengguna internet memiliki akun Facebook,” ujarnya. Setelah Facebook, Twitter menduduki peringkat kedua meskipun angkanya tidak terlalu besar.

Untuk mengakses internet para responden rata-rata menghabiskan uang antara Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Untuk akses internet melalui PC atau laptop mereka menghabiskan rata-rata Rp 166 ribu per bulan.

Sedangkan melalui ponsel mereka rata-rata menghabiskan Rp 86 ribu. Untuk akses melalui ponsel, anak muda menghabiskan Rp 86 ribu namun untuk dewasa rata-rata Rp 95 ribu. Koneksi internet di PC atau laptop, anak muda menghabiskan Rp 150 ribu dan dewasa Rp 200 ribu.

Para netizen ini rata-rata dalam sehari menghabiskan waktu antara tiga hingga lima jam dalam mengakses internet. Sebagian besar netizen ini mempunyai lebih dari satu gadget. Ponsel menjadi gadget yang pasti dimiliki oleh netizen.

China Kini Memegang Rekor Super Komputer Tercepat Mengalahkan Amerika Serikat

Cina mengklaim telah membangun superkomputer tercepat di dunia.

Mesin Tianhe-1 di Pusat Supercomputing Nasional di utara kota Tianjin mampu melakukan 2,507 petaflops, setara dengan 2.507 triliun kalkulasi per detik.

Jika benar klaim itu, kinerja luar biasa mesin itu akan mengungguli saingan terdekatnya, superkomputer Jaguar di Amerika Serikat.

Pengumuman prestasi itu telah diposting di situs web penelitian komputer Cina kemarin dan akan dipandang sebagai pukulan yang signifikan terhadap dominasi AS di dunia komputasi bertenaga tinggi.

Sebuah daftar resmi superkomputer tercepat di dunia, TOP500, dijadwalkan akan diterbitkan besok.

Tianhe-1 secara signifikan lebih cepat daripada pemegang gelar saat ini, Cray XT5 Jaguar milik Departemen Energi AS di di Oak Ridge, Tennessee, yang menduduki puncak daftar yang dikeluarkan pada bulan Juni dengan kemampuan sebesar 1,75 petaflops per detik.

“Kecepatan baru yang dicapai Cina berarti kita dapat menggantikan AS untuk memegang rekor dunia baru,” kata Direktur Proyek Tianhe-1 Li Nan pada jaringan CCTV dalam sebuah wawancara.

“Penelitian ilmiah dengan sistem sebesar ini hampir tanpa batas,” kata Liu Guangming, presiden pusat proyek di Tianjin, dalam sebuah pernyataan.

Jack Dongarra, ahli komputer University of Tennessee, pengelola peringkat superkomputer resmi yang akan dirilis besok, mengatakan Tianhe-1 memukul mesin nomor satu sebelumnya.

Cina memiliki dua dari 10 komputer tercepat dunia pada daftar Juni, sementara AS memiliki tujuh komputer di daftar itu.

Daftar Superkomputer Tercepat Dunia

Nama Kecepatan Penghitungan (pflops) Prosesor Lokasi, Negara
Tianhe-1 2507 NVidia National Centre for Supercomputing, China
Jaguar 1.75 Cray Xt5 Oak Ridge National Laboratory, US
Roadrunner 1.042 Bladecenter Los Alamos National Laboratory, US
Kraken 831.70 Cray XT5 National Institute for Computational Sciences, US
Jugene 825.50 Blue Gene Jülich Research Centre, Germany
Pleiades 772.70 SGI Altix ICE Nasa Ames Research Centre, US
Blue Gene 478.20 eServer Blue Gene Laurence Livermore Lab, US
Intrepid 458.61 Blue Gene Argonne National Laboratory, US
Red Sky 433.50 Sun Constellation Sandia National Laboratories, US

Pengguna Facebook Kini Tercatat Sebagai Penyebar Spam Terbanyak Mengalahkan Email

Penelitian yang melibatkan pengunduhan lebih dari tiga miliar profil Facebook, menyediakan gambaran terbesar metode yang digunakan oleh para “spammer” jejaring sosial terbesar di dunia.

Penelitian, dipimpin oleh peneliti di Northwestern University, menemukan ratusan hingga ribuan pesan sampah. Mayoritas dikirim oleh akun pengguna yang disepakati dalam mengkoordinasi kampanye yang mirip dengan yang dilakukan e-mail spammer.

“Bagi pengguna biasa, itu sebagian besar masih menjadi mitos, tetapi spam menjadi masalah besar bagi Facebook,” kata Yan Chen dari Northwestern, pemimpin penelitian.

“Laporan kepercayaan” (semacam sertifikat kompetensi) yang dijual online oleh pengguna juga memotivasi para peneliti,” kata Ben Zhao di University of California, Santa Barbara, yang bersama koleganya juga menyumbang pada penelitian.

Penelitian itu akan dipresentasikan pada “Internet Measurement Conference” di Melbourne, Australia, bulan depan.

Kelompok Zhao sebelumnya sudah mengumpulkan sekelompok data sekitar 11 juta profil Facebook dengan mengeksploitasi fitur Facebook yang “dihentikan” yang menyebabkan pengguna dalam jaringan regional membagi informasi profile mereka dengan pengguna lain secara teledor.

Data selama tiga bulan, dikumpulkan dalam pertengahan 2009 dan mewakili sekitar 3.5 miliar orang, digunakan dalam penelitian.

Para peneliti mencari “spam” dalam 190 miliar pesan yang di posting di “wall” profil pengguna oleh pengguna lain–dengan berburu alamat web. Bahkan bila alamat-alamat itu sengaja dikaburkan. Pesan “wall” dikelompokkan dalam kelompok-kelompok berisi alamat web sama sebelum kelompok jahat dipisahkan dari link yang tidak menyebarkan “spam” dengan melindungi alamat-alamat menggunakan layanan keamanan web.

Zhao mengatakan, umumnya, 200.000 “spam” di posting dari 57.000 akun pengguna berbeda yang diambil dari 208 miliar postingan yang berisi link web. Posting spam ini dihasilkan oleh 23 miliar pengguna. Penelitian merupakan yang pertama dalam memeriksa aktivitas spam dan tampil dalam skala. Dan, itu menunjukkan Facebook saat ini merupakan “platform” utama bagi aktivitas itu.

“Hasilnya agak mengejutkan bagi saya, bahkan tahun lalu ada banyak kegiatan. Saya kira ini pelopor sesuatu akan muncul, sebagaimana Facebook lebih memikat jenis perhatian yang salah,” kata Zhao.

Banyak pesan menggoda pengguna dengan menawarkan sogokan gratis seperti “ringtone,” atau menggunakan jebakan sosial seperti mengumumkan bahwa seseorang “naksir” mereka. Sekitar 70 persen pesan “serangan phising.” Artinya, mereka mengarahkan pengguna ke situs yang mencoba mengelabui mereka untuk membocorkan informasi personal. Tetapi, pada umumnya berusaha mendapatkan detail akun Facebook. Strategi itu bisa membantu mengedarkan lebih banyak “spam.”

“Kami berharap penyerang pada umumnya akan menciptakan akun baru untuk mengirim serangan “spam.” Tetapi, faktanya, biasanya dikirim melalui akun yang disepakati. Menciptakan akun baru mungkin lebih berat, tetapi itu lebih efektif untuk mengirim “spam” kepada teman-teman yang nyata,” kata Chen.

Akun berbeda sering mengirim “spam” sama. Kadang-kadang secara serentak merusak aktivitas.

“Ini kampanye spam yang dikoordinir, sebagaimana kita lihat dalam spam e-mail,” kata Zhao dikutip oleh sebuah media besar dunia.

Satu Buah Tweet Dari Para Selebriti Berharga Rp. 44,7 Juta

Para pengiklan sepertinya kini melirik Twitter untuk mempromosikan produk mereka dengan menggunakan twitter sejumlah seleb ternama dan memiliki jutaan pengikut.

Seperti diberitakan Sydney Morning Herald, Rabu (27/10/2010), aktris seperti Kim Kardashian ataupun Lindsay Lohan, dan Snoop Dogg dilaporkan menikmati kucuran uang dari sponsor jika mereka bersedia mempromosikan sebuah produk.

Konon, untuk satu tweet dihargai 5.000 dollar AS ( Rp 44,7 juta) hingga 10 ribu dollar AS (Rp 89 juta). Bruce Kaider dari lembaga Sponsorship Australasia mengatakan seleb dunia ini hanya perlu mem-posting produk dari sponsor dan mereka pun memperoleh bayaran.

“Sejumlah selebriti memiliki 50 hingga 100 ribu orang yang mengikuti apa yang mereka lakukan setiap hari. Jadi ini sebuah alat pemasaran yang baik,” katanya.

Prodil Lohan yang muncul di SponsoredTweets menyatakan dirikan akan mempromosikan sebuah produk dengan bayaran 2.985,80 dollar AS ( Rp 26,7 juta) sementara Khloe Kardashian yang juga saudara kandung Kim Kardashian menyatakan ia mau memberikan tweet berisi pesan sponsor dengan bayaran 2.941 dollar AS ( Rp 26,2 juta).

Hanya 8 Persen Pemakai Facebook Berbicara Jujur Selebihnya Adalah Pembohong Akut

Penelitian menunjukkan seseorang lebih sering berbohong ketika ‘berbicara’ melalui situs jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook ketimbang berbicara ‘face to face’.

Sebuah survei yang dilakukan Optimum Research terhadap 2.012 orang mengungkapkan hanya 8 persen orang yang berkata jujur ketika berkomunikasi melalui Facebook atau pesan teks lainnya. Sepertiga dari responden mengaku berkata jujur ketika berbicara secara langsung dengan seseorang.

Menurut psikolog Glenn Wilson, teknologi modern seperti smartphone, jejaring sosial dan pesan instan menjadi inovasi untuk berinteraksi dan menghilangkan hambatan percakapan. “Teknologi juga bisa membuka wacana seseorang,” katanya.

Namun, lanjut Glenn, terkadang memang dibutuhkan interaksi langsung, misalnya bertemu kemudian berbicara dan membaca bahasa tubuh lawan bicara. “Ini bisa menunjukkan ketulusan seseorang,” katanya

Sedangkan hal yang paling sering dibohongi ketika berbicara di Facebook adalah kebahagiaan, kesuksesan dan ketaatan beragama.

Hujan Lebat Banjir dan Macet Total Di Jakarta … Fauzi Bowo Di Cerca Di Jaringan Sosial

Kekacauan luar biasa akibat hujan lebat tiga jam di Jakarta, Senin lalu, membuat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo jadi bulan-bulanan. Gambar dirinya dalam berbagai versi beredar hampir di semua peralatan komunikasi terkini: dari telepon genggam hingga iPad.

Ada gambar Pak Gubernur yang tak percaya ada banjir, padahal sudah terendam sampai paha. Ada yang sedang bertanya kepada warga Jakarta apa belum kapok terkena banjir, ada pula gambar yang sudah klimis tanpa kumis. Semua dikemas dengan jenaka.

Maaf Bang Foke. Siapa yang tidak kesal terjebak macet berjam-jam di jalanan. Masih untung sebagian warga menyalurkan kejengkelan dalam bentuk senda gurau. Namun, sebagian lainnya menyikapi dengan lebih serius: menggalang suara untuk tidak lagi memilih gubernur yang sama pada periode berikutnya.

Begitulah untungnya hidup di zaman dengan informasi yang serba berkelimpahan. Pesan personal sampai yang bersifat menggalang massa bisa disampaikan secara instan, seketika, dan sekaligus massal. Terima kasih kepada penggagas internet, yang temuannya sudah menjadi ”ibu” dari kelahiran berbagai jejaring sosial seperti mailing list, forum chatting, sampai yang sekarang begitu populer sebutlah Facebook dan Twitter.

Pendek kata, apa pun bisa terjadi di jejaring sosial elektronik ini. Seminggu sebelum heboh banjir di Jakarta, Devi Permatasari kembali ke pangkuan orangtuanya setelah menghilang dua minggu. Siswi SMP berusia 13 tahun itu diculik teman yang dikenalnya lewat Facebook.

Tahun lalu, Prita terpaksa berurusan dengan hukum gara-gara mengeluhkan pelayanan rumah sakit lewat e-mail. Namun, lewat jejaring sosial Facebook pula tergalang dana hingga miliaran rupiah untuk membantu pengobatan Bilqis.

Begitu luar biasanya kekuatan jejaring sosial ini sehingga banyak perusahaan berbondong-bondong memindahkan investasi iklannya ke sana.

Perubahan paradigma

Paradigma memang telah berubah. Zaman digital hadir dengan lebih banyak informasi dan beranekanya kanal untuk menyalurkannya. Bahkan, dengan berkembangnya teknologi baru, internet pun sudah masuk ke aplikasi seluler dengan berbagai pilihan koneksi. Dengan internet yang bercirikan kebebasan sebagai mediumnya, perkembangan teknologi komunikasi memang membawa konsekuensi tersendiri. Tanpa dilandasi dengan keluasan dan keluwesan alam pikir, semua kemajuan ini bisa jadi malah menjadi momok baru.

Kekhawatiran orangtua, pemerintah, tak jarang menjadi pemicu dikontrolnya internet dan situs jejaring sosial di beberapa negara. Paling tidak Facebook pernah dilarang di China, Vietnam, Pakistan, Suriah, Iran, dan Korea Utara. Beberapa tempat kerja bahkan memilih memblokir internet dari jaringan komputernya karena dianggap mengurangi efektivitas kerja para karyawan.

Beberapa kekhawatiran, terutama pengaruh jejaring sosial terhadap remaja, ternyata tidak beralasan. Hasil penelitian di Amerika dengan judul The Kids are Alright yang baru pekan lalu dipublikasikan menunjukkan bahwa sebagian besar remaja (78 persen) bisa melindungi informasi privat miliknya saat bergaul di situs jejaring sosial.

Memang masih ada kelemahan pada 68 persen remaja yang adakalanya menerima permintaan orang tak dikenal untuk menjadi temannya. Pada 68 persen remaja itu, 8 persen langsung mengiyakan permintaan pertemanan, siapa pun orangnya. Sisanya, 34 persen, kadang-kadang mengiyakan dan 26 persen jarang-jarang mengiyakan.

Karena itu, Truste, lembaga yang mensponsori survei di atas, menyiapkan saran- saran bagi remaja dan orangtuanya untuk bisa menggunakan internet dan jejaring sosial secara sehat.

Saran itu antara lain menganjurkan para remaja untuk berteman dengan orangtuanya dalam jejaring sosial, tidak berlebihan berteman, dan belajar menggunakan peranti penjaga privasi yang tersedia.

Saran serupa diberikan kepada orangtua, dengan tekanan untuk mendiskusikan definisi privasi dengan anak-anaknya, masuk ke dunia mereka tanpa harus bersikap nyinyir, serta mendukung anak-anaknya untuk menggunakan fasilitas pengontrol privasi.

Dalam bukunya Etika Komunikasi, Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi (2007), Dr. Haryatmoko juga tidak setuju dengan pengontrolan informasi ini, terutama oleh negara.

Menurut dia, perlindungan yang efektif pertama-tama justru bukan pelarangan, tetapi mendampingi anak-anak atau remaja dalam selera budaya mereka. Dengan cara itu, mereka dibantu untuk menjaga energi kreativitas mereka, termasuk kemampuan untuk mengapresiasi, kepekaan seni, serta analisis kritis yang akan melindungi mereka dari gambar atau pesan yang merugikan.

Kebebasan dan peluang

Bagaimanapun juga, apa yang ditawarkan dalam keterbukaan informasi ini banyak yang bisa dimanfaatkan secara positif. Sebagai contoh, pembatasan di Twitter yang hanya membolehkan orang berekspresi dalam teks maksimal 140 karakter malah melahirkan genre sastra baru: fiksi mini.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga mendukung kebebasan penggunaan internet. Dalam pertemuannya dengan para mahasiswa China di Shanghai tahun lalu ia menegaskan, ”Semakin kita terbuka, semakin mampu kita berkomunikasi, dan hal itu juga akan membuat dunia bersatu.”

Bagi Obama, kebebasan mengakses informasi adalah hak universal, bersama dengan kebebasan berekspresi, berdoa, dan ambil bagian dalam politik. Dengan demikian, internet yang bebas justru menjadi sumber kekuatan, bukan kelemahan.

Penggunaan berbagai media komunikasi untuk menggalang dukungan dan menyampaikan aspirasi politik memang sebaiknya diterima sebagai partisipasi masyarakat untuk perbaikan layanan dan lebih jauh lagi sebagai bagian perkembangan demokrasi.

Oleh karena itu, kritik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta—apa pun bentuknya—di berbagai jejaring sosial yang ada juga sebaiknya diterima sebagai bagian dari warga yang menagih hak-hak mereka mendapatkan kualitas layanan publik yang layak dari ”ahlinya”.

Carrefour Jual 12.000 Netbook dalam 17 Hari

Program netbook “Satu Nusa, Satu Notebook untuk Semua Anak Bangsa” yang dirilis Carrefour sukses besar. Total 12.000 unit netbook nusa terjual dalam 17 hari (1-17 okt). Padahal sedianya program ini akan berlangsung sampai tanggal 19 oktober.

“Ini bukti bahwa kalau kita bekerja sama dapat menghasilkan sesuatu yang besar,” ujar Satria Hamid Ahmadi, Government Relation Manager Carrefour Indonesia, Senin (25/10/2010).

Melihat kesuksesan itu, Carrefour akan menggelar program netbook murah 1 Nusa Bangsa tahap II mulai November. Kali ini, total ada 5.000 unit netbook yang akan dijual di 84 gerai Carrefour. Harganya tetap Rp 3.299.000 per unit untuk umum dan Rp 3.199.000 untuk pelajar atau mahasiswa.

Sekadar tambahan, lewat program ini, toko pengecer blasteran Prancis dan Indonesia ini mengaku ingin membantu para pelajar atau mahasiswa memiliki komputer pangku dengan harga relatif terjangkau.

Dalam kerjasama ini Carrefour menggandeng beberapa mitra utama, yakni Toshiba dan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. Kebetulan, Toshiba juga merancang beberapa program CSR yang salah satunya bergerak di bidang pendidikan

Bayar Kopi Starbuck Dengan Kartu Digital

Starbuck boleh jadi gerai kopi yang paling tahu keinginan pelanggannya. Sekaligus tak alergi dengan teknologi IT, khususnya ponsel. Tempo hari, perusahaan ini mengembangkan layanan pembayaran digital bergerak bernama Starbuck Card Mobile payment. Aplikasi yang dibuat adalah untuk platform BlackBerry, iPhone, dan iPad. Proses uji coba itu tampaknya tak mengalami kendala.

Langkah ini diambil Starbuck karena begitu banyak permintaan dan ide melakukan pembayaran lewat ponsel. “Teknologo mobile adalah bagian dari kehidupan rutin para pelanggan kami. Kami juga melihat begitu banyak orang yang menggunakan ponsel sebagai dompet mobile mereka,” kata Brady Brewer, VP Starbuck Card and Loyality.

Brewer mendengarkan komentar dari pelanggan gerai kopinya itu. “Mereka membutuhkan kecepatan (pelayanan, RED) dan pembayaran yang lebih menyenangkan. Karena itulah kami menawarkan hal ini kepada pelanggan di New York dan Long Island,” lanjutnya menyebut dua kawasan yang menjadi proyek percontohan.

Keputusan ini juga berdasarkan riset yang menyatakan bahwa 71 persen pelanggan Starbuck menggunakan BlackBerry dan iPhone. Lewat program Starbuck Card Mobile ini sebelumnya tercatat pelanggan melakukan isi ulang alat bayar hingga mencapai 1 milyar dollar selama 2010 ini saja. Sementara itu penjualan kartu juga mengalami kenaikan sampai 17 persen.

Hal ini menandakan bahwa tren pembayaran macam ini sudah mulai disukai, sekaligus dalam rangka mengurangi produksi kartu Starbuck versi tradisional yang terbuat dari plastik