Project Ara adalah proyek smartphone modular yang pertama dikembangkan oleh Motorola pada 2012, lalu dikembangkan lebih lanjut oleh Google. Proyek ini bertujuan membikin ponsel pintar yang aneka komponennya -seperti kamera, layar, dan baterai- bisa diganti-ganti, dipasang atau dicopot sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Google kini sedang bersiap meluncurkan program percontohan Project Ara di Puerto Rico pada paruh kedua 2015. Tapi seperti apa tepatnya ponsel Android “rakitan” Project Ara? Platform Ara terdiri dari sebuah perangkat smartphone dasar yang memuat komponen-komponen vital seperti prosesor dan antena seluler.
Nah, smartphone “dasar” tersebut bisa ditambahi aneka modul yang masing-masing memuat komponen tambahan, misalnya kamera atau baterai tadi. Bahkan layar smartphone Ara pun bisa diganti karena turut dibuat dalam bentuk modul.
Sebagaimana dikutip dari Engadget, Senin (19/1/2015), modul-modul tersebut dipasang ke smartphone Ara dengan memakai semacam magnet. Nantinya dalam smartphone turut akan disediakan software manajemen modul untuk mengatur kerja komponen-komponen modular tersebut. Aneka modul Ara juga bisa diimbuhi gambar dengan teknik dye sublimation sehingga pemiliknya bisa menambah sentuhan personal
Hingga kini smartphone Ara masih terus dikembangkan dan belum mencapai bentuk final, namun foto-foto purwarupa terbaru yang dilansir Engadget setidaknya bisa memberi gambaran mengenai bagaimana rupa perangkat itu nanti. Selengkapnya bisa disimak dalam rangkaian gambar di bawah. Inovasi terbesar dalam industri ponsel pintar, yaitu ponsel rakitan yang bisa diganti komponen perangkat kerasnya, akan segera menyapa konsumen. Google selaku pengembang ponsel rakitan rencananya mulai menjual produk itu pada Januari tahun 2015.
Hal ini diungkapkan Google dalam konferensi pengembang aplikasi Project Ara di Mountain View, California, Selasa (15/4/2014). Perangkat dasar dari ponsel rakitan itu disebut “Gray Phone” yang di dalamnya sudah terdapat komponen layar, baterai, prosesor, dan modul Wi-Fi.
Pemimpin tim Project Ara, Paul Eremenko mengatakan, Gray Phone akan dijual seharga 50 dollar AS. Sementara modul komponen lainnya, akan dijual terpisah dan nantinya bisa didapatkan di pasar. Pengguna dapat membeli modul komponen lain untuk membangun ponsel yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut laporan PCWorld, ukuran modul itu dibuat sesuai standar yang telah ditetapkan Google.Untuk ketentuan harga komponen, akan diserahkan kepada perusahaan yang memproduksi modul komponen. Eremenko ingin ekosistem perangkat keras (hardware) untuk ponsel rakitan bisa berkembang cepat seperti ekosistem perangkat lunak (software) di Android. Hal ini dipandang bisa meningkatkan daya saing industri komponen perangkat keras.
Di bulan April 2015, Eremenko menargetkan perusahaan lain sudah dapat mengembangkan komponen perangkat keras untuk ponsel rakitan. Dari sisi sistem operasi, Google akan memikirkan agar Android dapat mendukung driver komponen perangkat keras yang tersedia untuk ponsel rakitan. Membuat Android dapat mendukung driver perangkat keras diakui Eremenko sebagai tantangan yang berat, namun ia optimis hal ini bisa direalisasikan pada Desember 2014.
“Memang benar bahwa Android tidak mendukung hardware yang dinamis saat ini,” kata Eremenko. “Kabar baiknya bahwa kami adalah Google,” tambahnya, disambut tawa para hadirin.Tim Project Ara yang mengembangkan ponsel rakitan Google berada di bawah divisi Advanced Technology and Projects (ATAP) yang sebelumnya dimiliki Motorola Mobility.
Setelah Google sepakat menjual Motorola Mobility ke Lenovo pada Januari 2014, divisi ATAP tidak ikut dijual dan kini dipegang oleh Google. Sekarang divisi tersebut dipimpin oleh Regina Dugan. ATAP akan terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi untuk Google. Di masa mendatang Lenovo mendapatkan kesempatan hak lisensi atas teknologi yang dikembangkan oleh ATAP.
Google sedang mengerjakan proyek ponsel pintar rakitan yang memungkinkan komponen perangkat keras pada ponsel bisa diganti dengan mudah. Google berharap ponsel rakitan itu bisa mulai dijual pada awal 2015 dan dibanderol dengan harga yang terbilang murah. Menurut laporan majalah Time, ponsel rakitan itu akan dijual ke pasar dengan harga 50 dollar AS (sekitar Rp 580.000). Ada tiga ukuran ponsel rakitan yang ditawarkan, yaitu Mini, Medium, dan Jumbo. Tebalnya tidak lebih dari 10 mm.
Google juga akan menyediakan komponen perangkat keras untuk ponsel rakitannya. Rencananya, Google hanya fokus menawarkan perangkat keras dengan spesifikasi dasar dan berharga murah. Proyek ponsel rakitan Google ini disebut sebagai Project Ara dan dikerjakan mulai musim gugur 2012 oleh tim Advanced Technology and Projects (ATAP) yang dipimpin Paul Eremenko.
Time melaporkan ponsel tersebut menggunakan komponen radio yang hanya mendukung koneksi Wi-Fi dan tidak menyediakan koneksi seluler. Kendati demikian, tim ATAP punya misi untuk menghadirkan dukungan koneksi seluler pada ponsel rakitan Google. Tim ini punya target menyelesaikan purwarupa (prototipe) ponsel rakitan dalam beberapa pekan mendatang.
Tim ATAP tidak menjelaskan ke negara mana saja ponsel rakitan itu akan dijual. Google rencananya akan menggelar konferensi pada April 2014 untuk memberi tahu secara detail tentang ponsel rakitan ini. Tim ATAP sebenarnya adalah sebuah divisi yang berada di bawah Motorola Mobility. Setelah Google sepakat menjual Motorola Mobility kepada Lenovo pada Januari 2014, divisi ATAP tidak ikut dijual dan kini berada di bawah Google.
ATAP akan terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi untuk Google. Nantinya, Lenovo mendapat kesempatan lisensi atas teknologi yang dikembangkan oleh ATAP.