Sistem Keamanan Publik Terpadu Lewat Teknologi Sistem Informasi

Bencana alam yang kedatangannya tidak dapat diramalkan adalah salah satu bentuk ancaman keamanan yang acap kali menimpa Indonesia. Sebut saja tsunami, banjir, gempa bumi, ledakan gunung berapi, dan badai dapat menimbulkan kerugian nyawa dan materi.

Mengaca kepada pengalaman, yang diperlukan dalam menghadapinya adalah kecepatan respons. Tindakan evakuasi korban, penyaluran bantuan, penanganan kesehatan, sampai pendataan di waktu yang tepat dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa dan harta.

Dengan segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi, penanganan keamanan publik harus memiliki keterampilan fisik serta sistem pendukung untuk melakukan pengawasan, antisipasi, respons terhadap suatu kejadian sampai ke pemulihan kondisi.

Kolaborasi

Tugas pengamanan publik adalah tanggung jawab semua warga negara. Tidak hanya tugas dari Tentara Nasional Indonesia dan polisi. Peran pemadam kebakaran, penjaga hutan, tim search and rescue (SAR), petugas kesehatan, sampai ke masing-masing individu warga negara juga tidak bisa dikecilkan begitu saja. Mereka inilah yang bekerja sama dalam merespons kejadian bencana agar nyawa dapat diselamatkan dan bantuan dapat disalurkan.

Jumlah instansi yang cukup banyak ini juga memberikan tantangan dalam hal bagaimana memaksimalkan bentuk kerja samanya. Karena itu, diperlukan suatu cara agar komunikasi antarinstansi lebih efisien serta mampu memberikan respons terhadap suatu kejadian dalam waktu lebih cepat. Ditambah sistem komunikasi tersebut harus dapat secara cepat dibangun di tengah area yang jalur komunikasinya terputus.

Kolaborasi menjadi kata kunci untuk menghasilkan komunikasi yang efektif. Mengandalkan komunikasi suara lewat telepon saja tidak lagi cukup. Di zaman sekarang ini, penguasaan informasi memegang peranan utama dalam pengambilan keputusan. Kolaborasi yang sebenarnya adalah bagaimana mendapatkan informasi yang tepat, memutuskan melakukan respons tertentu berdasarkan informasi yang dimiliki sekaligus mengomunikasikan setiap tugas.

Untuk memungkinkan kolaborasi, diperlukan suatu sistem komunikasi dan penyebaran informasi agar antarinstansi tersebut dapat berbicara satu sama lain. Bisa dibilang saat ini tiap instansi memiliki jaringannya masing-masing sehingga di tingkatan tertentu, komunikasi dan penyebaran informasi tidak bisa diakses bersama. Padahal, kecepatan pengambilan keputusan adalah faktor utama untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Bayangkan, karena tak memiliki sistem komunikasi yang dapat saling berbicara, petugas di lapangan tak dapat berkomunikasi dengan petugas di pusat komando. Petugas di lapangan tak dapat melihat peta dan rancangan strategi yang dapat dilihat petugas di pusat komando. Petugas di pusat komando tak dapat melihat langsung kondisi langsung di lapangan seperti apa yang dilihat oleh mata petugas di lapangan.

Kendala seperti di atas baru terjadi di satu instansi saja. Bayangkan jika banyak instansi terlibat di suatu kejadian, tetapi tidak bisa saling berkomunikasi dan berbagi informasi. Perangkat komunikasi yang berbeda saja, seperti telepon yang tidak bisa memanggil radio handy talkie (HT), sudah menjadi masalah utama. Tanpa kemampuan kolaborasi, jumlah besar personel yang diturunkan tidak menjadi lebih efisien.

Internet adalah media yang memungkinkan sistem komunikasi menjadi seamless. Melalui jaringan berbasis Internet Protocol (IP) sebagai platform yang dibangun secara saksama, telepon tetap, telepon genggam, komputer, PDA, dan radio HT dapat saling melakukan komunikasi suara ditambah dengan kemampuan menyebarkan informasi dengan berbagai aplikasi.

Pesan SMS dan chatting kini bisa dilakukan melalui dan diterima dengan perangkat apa pun. Peta dan navigasi kini dapat ditampilkan di perangkat komunikasi apa pun. Termasuk video dapat ditayangkan melalui perangkat komunikasi apa pun, di mana pun, dan kapan pun.

Video

Saat jaringan berbasis IP telah menjadi platform dari kegiatan operasional organisasi untuk saling berkomunikasi dan berbagi sumber informasi dengan instansi lain, pemanfaatan video bisa menjadi lebih maksimal. Memang video memerlukan bandwidth lebih besar. Tapi, manfaat yang didapat juga lebih besar. Apalagi kini video dapat ditayangkan menggunakan perangkat komunikasi apa pun.

Video memberikan pengalaman lengkap untuk mempercepat pengambilan keputusan. Pertemuan virtual melalui layar video berdefinisi tinggi yang membuat seakan-akan peserta rapat berada pada meja rapat yang sama, padahal mereka berada pada lokasi yang berbeda, dapat memperjelas pesan-pesan yang akan disampaikan saat harus merespons suatu kejadian. Dibandingkan jika melakukan pertemuan hanya melalui telepon saja tanpa melihat lawan bicara.

Kemudahan melakukan pertemuan video juga harus diperhatikan. Pertemuan ini harus semudah dan secepat melakukan panggilan telepon biasa karena jika dihadapkan pada kejadian genting, kecepatan respons adalah sangat penting.

Mata untuk mengamankan wilayah juga dapat diperbanyak jika instansi terkait bersedia untuk saling berbagi penggunaan kamera videonya. Pemanfaatan bersama ini dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk menggelar pengawasan lewat video. Karena pemasangan kamera video dengan jumlah berlebihan di suatu kawasan tertentu oleh instansi yang berbeda-beda dapat dihindarkan.

Dengan memanfaatkan jaringan internet, petugas mendapatkan kemudahan untuk mengakses kamera video di lokasi mana pun dan menayangkan di perangkat apa pun. Teknologi yang mengonversikan tayangan kamera video analog ke digital pun sekarang ini sudah tersedia sehingga tak perlu untuk buru-buru mengganti kamera video yang sudah dimiliki.

Video juga memiliki peran penting di lapangan. Video dapat menjadi mata dari petugas di pusat komando yang tidak hadir di lapangan. Para penyusun strategi dapat dengan mudah memberikan instruksi kepada satuan yang berada di lapangan jika mereka juga dapat melihat secara langsung kondisi di lapangan.

Sistem terpadu

Diperlukan usaha yang serius untuk membangun infrastruktur jaringan pendukung pengamanan publik secara menyeluruh. Tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga termasuk nonteknis.

Dari sisi nonteknis, instansi-instansi tersebut harus sepakat untuk menggunakan sistem yang sama. Serta mereka harus bersedia untuk saling berbagi infrastruktur serta berbagi sumber informasi.

Karena itu, perlu adanya suatu lembaga tersendiri bersifat independen yang terpisah dari instansi-instansi tersebut. Lembaga ini bertugas untuk mendaftar segala kebutuhan dan kendala yang ada untuk bekal membangun suatu infrastruktur yang seragam. Lembaga ini juga layaknya memiliki kekuatan untuk membuat keputusan apa yang terbaik untuk semuanya.

Setelah kendala nonteknis dapat diselesaikan, tantangan selanjutnya berada pada sisi teknis. Perangkat yang dipilih sebaiknya perangkat yang cara pemakaiannya dikuasai oleh cukup banyak orang secara profesional. Ini untuk mempermudah pembangunan infrastruktur, pemeliharaan, dan juga jika terjadi kendala.

Sumber daya manusia juga perlu disiapkan untuk memiliki keterampilan pemanfaatan teknologi, baik yang berada di lapangan maupun di pusat komando. Dan penting juga untuk menyediakan jenjang karier untuk personel yang khusus bertugas mengelola infrastruktur teknologi informasi ini secara berkelanjutan.

Gabungan keterampilan petugas dengan infrastruktur teknologi informasi akan menghasilkan suatu sistem keamanan publik terpadu. Suatu sistem terstruktur yang kuat untuk merespons bahaya bencana, termasuk banjir yang sudah dibilang menjadi langganan tiap tahun.

Irfan Setiaputra Managing Director Cisco Systems Indonesia

2 responses to “Sistem Keamanan Publik Terpadu Lewat Teknologi Sistem Informasi

  1. Dear Pak Irfan, mohon bantuannya. Saya mendapatkan tugas paper dari kampus tentang aplikasi communication control yang terbaru. Mohon artikelnya ya…please…secara saya bukan orang IT, hehehe. Tolong email kan yaaaa…terima kasih….

  2. bila kita ingin akses cctv bisa melihat di handpone bagai mana cara nya mohon di berikan cara akses nya

Leave a comment