Monthly Archives: June 2011

Bisnis Membuat Games Untuk Social Network Kian Menggiurkan Dengan Keuntungan Besar

Perkembangan industri game kini tak sekadar untuk hiburan bagi penggunanya. Berkembangnya sosial media ternyata juga mempengaruhi perkembangan “social game” di mana aplikasi-aplikasi game mulai masuk ke dalam sosial media. Kenyataan ini, bisa jadi lahan subur untuk meraup keuntungan bagi para developer.

Sebelum bicara tentang bisnis model, sebaiknya developer menganalisis behaviour para gamer. “Gamer itu ada bermacam-macam. Ada Core Gamer, Status Gamer, Actual Gamer, dan Social Gamer. Sebelum masuk ke dalam bisnis game anda harus tahu dulu akan masuk ke pasar gamer yang mana, di antara empat jenis gamer ini,” ujar Marlin Sugama, Co-Founder of Main Studios, salah satu pembicara dalam seminar Sparx Up dengan tema “The Rise of Social Game” di IDS, Epicentrum, Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Menurut Marlin, Core gamer adalah pemain game yang menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk bermain game. Bahkan bisa tiga hari tiga malam berada di depan layar komputer atau perangkat game miliknya. Sedangkan Status Gamer adalah pemain game yang hanya senang mengumpulkan gadget-gadget yang di dalamnya menyediakan aplikasi game. Status gamer bahkan tidak pernah menamatkan setiap game yang dimainkannya karena yang dicari hanya status sosial bahwa ia pencinta game dan memiliki semua gadget dan peralatan game dari produk lama hingga produk terbaru.

Actual gamer adalah pemain game yang hanya memainkan game di sela-sela kesibukan melalui handphone, laptop, atau tablet miliknya. Sedangkan social gamer adalah pemain game yang memainkan aplikasi game melalui sosial media dengan tujuan memperluas jaringan pertemanan.

“Orang yang bermain game di Facebook belum tentu masuk kategori social gamer. Kalau dia tidak bertujuan memperluas pertemanan dan hanya memainkan aplikasi secara terus-menerus, dia bisa masuk kategori core gamer,” tambah Marlin.

Setelah mengetahui jenis-jenis gamer dan perilakunya, developer game bisa mulai membangun game dengan fokus kepada satu jenis gamer. Social gamer adalah salah satu pasar yang bagus pada masa kini karena meningkatnya jumlah pengguna sosial media cukup signifikan untuk menjadi target bisnis game.

Berdasarkan data dari Dean Takahashi yang dijelaskan Marlin, untuk membangun social media game, seorang developer membutuhkan budget minimal 100.000 – 300.000 dollar AS dengan developing time selama 4 hingga 12 minggu, dan developing team berjumlah minimal 10 orang. Setelah game dibangun dan dipublikasikan, hal penting yang harus selalu dilakukan adalah melakukan weekly feature update dan merespon balik setiap feedback dari pengguna.

“Weekly feature update harus rutin dilakukan, kalau tidak, gamer akan bosan. Namun, update mingguan ini membutuhkan biaya yang besar, jadi Anda juga harus memikirkan timbal balik uang dari gamer. Jangan bangga game anda dimainkan ratusan ribu bahkan jutaan pengguna, tapi kalau tidak ada uangnya, percuma Anda berbisnis game,” ungkap Marlin.

Untuk mendapatkan penghasilan dari bisnis game ini, developer harus menentukan bisnis model yang dijalankannya.

Untuk mendapatkan penghasilan dari bisnis game ini, developer harus menentukan bisnis model yang dijalankannya. Bisnis model untuk video game adalah dimulai dari developer ke publisher, hingga ke end user. Sedangkan bisnis model untuk mobile game adalah dimulai dari developer ke perusahaan porting, lalu ke publisher, baru sampai ke end user.

Perusahaan porting adalah penyedia layanan porting untuk aplikasi game pada perangkat mobile. “Game yang sudah jadi, harus di-porting agar bisa support untuk banyak handset. Standar porting adalah 250 kali. Jadi satu game saja harus di-porting selama 250 kali. Maka, untuk developer yang ingin berbisnis di aplikasi mobile, harus menyediakan budget tambahan untuk porting ini,” jelas Marlin.

Setelah mengetahui bisnis model, developer bisa menentukan cara pembayaran. Cara pembayaran untuk game yang selama ini dilakukan diantaranya melalui subscribe, download, atau F2P (free to play). Marlin menyarankan menggunakan F2P untuk mengembangkan social game. F2P juga memiliki beragam pilihan, yakni item mall, donations, exclusive sponsorship, dan Ingame/advergaming.

Sistem pembayaran item mall adalah game yang dimainkan gratis di awal namun untuk beberapa item tertentu, gamer harus membayar sejumlah uang. Jika memilih untuk tetap main secara gratis, gamer hanya memiliki akses yang terbatas pada beberapa item tertentu saja. Sedangkan sistem pembayaran donations adalah memberikan kesempatan kepada gamer untuk mendonasikan sejumlah uang tanpa diberi target tertentu. Gamer bisa mentransfer sesuai kemampuannya.

Lalu sistem pembayaran exclusive sponsorship adalah anda membangun game untuk digunakan marketing communications sebuah perusahaan untuk menyampaikan pesan-pesan produk. Beberapa perusahaan seperti produsen rokok dan minuman ion pernah melakukan hal ini untuk mengedukasi konsumen tentang produk sekaligus mendekatkan perusahaan dengan konsumen. Seluruh biaya produksi akan ditangung perusahaan dan anda pun akan bisa memperoleh keuntungan.

Terakhir adalah sistem pembayaran dengan ingame/advergaming adalah anda memasukkan iklan sponsor di sisi kanan atau kiri game, atau bahkan setelah game usai dimainkan. Iklan tersebut juga bisa berupa link ke anak perusahaan anda sendiri atau link ke game lain yang juga anda kembangkan. Sistem ini biasa disebut cross promotion. Sistem ini pernah dilakukan oleh Zynga, yang membuat para gamer mengenal semua game yang dikembangkan Zynga tanpa perlu promosi yang berlebihan.

Facebook Sudah Mulai Membosankan dan Ditinggal 6 juta Penggunanya

Laporan yang dirilis situs pemantau independen Inside Facebook menunjukkan bahwa jejaring sosial Facebook telah kehilangan 6 juta pengguna di AS dan 100.000 pengguna di Inggris sepanjang Mei 2011.

Selain di AS dan Inggris, Inside Facebook menyatakan bahwa 1,5 juta penduduk Kanada meninggalkan Facebook sepanjang Mei 2011. Namun, secara keseluruhan, pengguna Facebook masih tumbuh dengan total pengguna di seluruh dunia sebanyak 687 juta pengguna. India, Filipina, dan Indonesia menjadi negara dengan pengguna baru terbanyak di dunia.

Apakah ini tanda-tanda pamor Facebook mulai meredup? Menanggapi laporan tersebut, pihak manajemen Facebook menampik bahwa pengguna Facebook menurun. Mereka beralasan, dari waktu ke waktu telah ada beberapa riset yang menyatakan bahwa Facebook kehilangan penggunanya di beberapa wilayah di dunia ini. Padahal, hasil riset-riset itu berasal dari data berdasarkan perangkat iklan yang memberi fakta seluas apa jangkauan iklan di Facebook, bukan tentang pertumbuhan keseluruhan pengguna Facebook.

“Kami senang dengan pertumbuhan pengguna Facebook, dan lebih dari 50 persen pengguna aktif kami tiap hari mengakses Facebook,” ujar juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan.

Adrian Drury, Kepala Riset Ovum, perusahaan analis pasar, juga mengatakan bahwa di negara maju seperti AS dan Inggris, penetrasi Facebook sudah tinggi sehingga pertumbuhannya tidak akan signifikan. Selain itu, tidak semua pengguna Facebook tiap hari mengunjungi situs itu untuk melakukan log in.

ThinkPad X1 Si Raja Tipis Untuk Pebisnis Berkantong Tebal

Demi mendukung mobilitas dan kinerja para pebisnis di Indonesia, Lenovo meluncurkan jajaran laptop bisnis tertipisnya, ThinkPad X1, di Jakarta, Selasa. Laptop dengan ketebalan kurang dari 17 milimeter itu memang digadang-gadang sebagai komputer jinjing paling tipis dikelasnya. Akan tetapi, meski tipis ThinkPad tetap memendam kinerja paling apik bagi para pebisnis Indonesia dengan tingkat mobilitas tinggi.

“ThinkPad X1 adalah laptop yang sangat tipis tetapi tanpa mengabaikan performa,” tegas Sandy Lumy, Country General Manager Lenovo Indonesia. Memang selain tipis notebook berbobot 1,72 kilogram dan berukuran 13 inchi itu juga dibekali dengan teknologi termutakhir nan mumpuni dengan menggunakan prosesor generasi kedua dari Intel Core.

Tetapi yang membuat ThinkPad sangat spesial adalah penekanannya pada mobilitas. Tidak hanya bobotnya yang ringan, rancangannya yang tipis, atau kinerjanya yang mumpuni, teknologi RapidCharge pada baterai-nya juga bisa mempercepat proses isi ulang baterai sebesar 80 persen dalam hanya 30 menit.

Tidak hanya itu, daya tahan laptop teranyar Lenovo itu juga patut diuji. Seperti yang dipraktekan oleh Sandy ketika menggores-gores layar ThinkPad X1 yang terbuat dari CorningĀ® GorillaGlass menggunakan uang koin. “Tidak ada bekas goresan kan,” tanyanya setelah puas menggores-gores layar ThinkPad dihadapan para jurnalis yang meliput.

Selain daya tahan layar, Thinkpad juga memenuhi standar militer sehingga tidak akan rusak jika dijatuhkan dari ketinggian 1,7 meter. Ada pun keyboard-nya yang telah berteknologi ‘backlit’ juga ‘kebal’ dari tumpahan air karena terlindungi oleh fitur ‘spill-resistance’

“Laptop ThinkPad X1 merupakan notebook penjelajah yang menjawab tren konsumerisme di segmen enterprise dengan menawarkan daya tahan, kehandalan, dan keamanan,” papar Sandy. Selain itu meski difokuskan untuk bisnis, ThinkPad pun dilengkapi dengan fasilitas hiburan tidak biasa. Sebut saja fitur audio terbaru Dolby Home Theatre v4 dan monitor high-definition (350 NIT). ThinkPad akan tersedia di pasar Indonesia dengan harga retail sekira 1.899 dollar Amerika Serikat.